Budayawan Bogor Tolak Rencana GLOW Kebun Raya Bogor

185

Bogor, BERANTAS

Puluhan Bobotoh, Kokolot, Budayawan dan Pencinta Bogor, Kamis (7/10) kembali melakukan aksi demo terkait pengelolaan Kebun Raya Bogor (KRB).

Menurut Koordinator aksi, Ki Cep Torik, “Saya menyesalkan sikap Pemerintah terhadap marwah KRB. Sebelum menggandeng pihak swasta, tentunya harus melalui kajian yg menyeluruh dan dilakukan oleh pihak yang benar-benar independen dengan melibatkan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) agar fungsi-fungsi KRB tidak lantas terkalahkan oleh aspek komersial semata”, ujar Cep Torik.

Ia menuturkan, Selain LIPI, Pemda dan mungkin juga Setneg (Sekretariat Negara), terdapat pihak-pihak lain selaku pemerhati dan pencinta KRB, baik berupa Yayasan/organisasi maupun komunitas-komunitas lainnya seperti Yayasan Kebun Raya, Mitra Kebun Raya, komunitas olahraga, budayawan, pelajar-mahasiswa dan tentunya warga Bogor umumnya yg seharusnya dilibatkan dalam proses “komersialisasi” KRB tersebut.

Cep Torik menginginkan, dalam perencanaan kegiatan kedepannya seharusnya dibahas terlebih dahulu bersama seluruh stakeholder.

“Kami sampai saat ini, belum ada informasi resmi yg jelas mengenai apa saja yang akan dikerjakan, tau-tau pengelolaan KRB diberikan begitu saja ke pihak swasta, juga bagaimana pengaturan serta pengawasannya, transparansi diperlukan agar tidak menimbulkan kehebohan”, jelasnya.

Sebagian warga yg sering berkunjung secara sekilas hanya melihat adanya beberapa bagian KRB yang ditutup dan diberi penanda adanya renovasi serta tulisan GLOW, beberapa akses masih ditutup pagar non permanen, dan adanya lampu-lampu laser yang menyoroti beberapa pohon.

“Kami sebagai warga menolak dan tidak setuju Kebun Raya di jadikan GLOW (Botanical Night Garden Experince) apapun alasannya”. pungkas Torik.

(Ii Syafri)