Berantasonline.com Bogor– Rencana pembangunan flyover atau jalan layang di Jalan R.E. Martadinata, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor akan segera dimulai. Pembangunan jalan layang sepanjang 458 meter tersebut akan menghabiskan dana APBN sebesar Rp 97 miliar.
Hal itu diungkapkan Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan II Jakarta, Aryatno Sihombing kepada wartawan di Balaikota Bogor, Jalan Ir Djuanda, Kamis Kemarin (1/11/2018)
Ia mengatakan bahwa dana sebesar itu untuk kontruksi atau pengerjaan flyover saja, bukan untuk pembebasan lahan.
“Lahan di Jalan R.E. Martadinata itu kurang lebih 540 meter persegi dan semuanya sudah dibebaskan. Dana pembebasannya dari Pemkot Bogor. Jadi yang Rp 97 miliar untuk proyek pengerjaannya saja,” katanya.
Aryatno menjelaskan, proyek pengerjaan flyover akan memakan waktu selama 420 hari yang dimulai dari sekarang (November 2018). Sementara kontraktornya PT Brantas Abipraya (Persero).
Selain itu, lanjut dia, konsep pembangunan flyover ada dua, yaitu segmental box girder dan hull girder.
“Segmental box girder itu nantinya dibangun di tengah-tengah perlintasan kereta api, sedangkan di ujungnya berbentuk U atau hull girder. Untuk ketinggiannya 6,5 meter,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, pembangunan di tengah perlintasan kereta api itu tidak akan menggangu lajunya kereta api. Sebab, prosesnya menggunakan “teknologi”.
“Nah, untuk di perlintasan kereta api itu kita pakai teknologi. Jadi, nantinya tidak ada besi atau kayu-kayu untuk pengecorannya, sehingga tidak mengganggu kereta api,” ujarnya.
Masih kata dia, waktu pengerjaannya akan dilakukan malam hingga pagi hari, yaitu dari pukul 22.00 WIB – 04.00 WIB. Sedangkan, prosesnya menggunakan crane.
“Mau tidak mau proses pengerjaannya pakai crane, sebab bangunan yang kita bangun berada di atas, sehingga akan mengganggu lalu lintas kendaraan,” terangnya.
Terkait ini, pihaknya juga sudah koordinasi dan komunikasi dengan kepolisian dan juga pemerintah Kota Bogor.
“Ini kan pastinya akan ganggu lalu lintas, apalagi saat mengangkat material menggunakan crane. Jadi, kita kordinasi dengan polisi untuk membantu proyek pembangunan,” pungkasnya.
(DG79)