berantasonline.com (Bogor) – Sari Tiliyafeni alias Ai (14) pelajar SMPN 1 Sukaraja Bogor sejak Rabu (18/07) pukul 13.30 Wib pergi dari rumah Kp Panggulaan RT 02 RW 01, Desa Sukaraja, dengan alasan mengikuti kegiatan Paskibra disekolah namun hingga kini belum pulang, diduga kuat terdoktrin ajaran radikal.
Untuk tahap penyelidikan Kapolsek Sukaraja Kompol Lusi Saptaningsih setelah menerima laporan segera meminta keterangan dari Ny. Tuti Nuhayati ibu korban, Kamis ( 19/07), sebagai petunjuk awal agar dapat mengungkap keberadaan terahir sari ( Ai) berada dimana.
Rindi, kakak Ai ketika dikonfirmasi wartawan berantasonline.com dirumahnya mengatakan, kecurigaan kami cukup beralasan karena HP Ai sejak 1 tahun terahir tidak bisa pegang atau dibuka orang lain dan PIN selalu berubah ubah.
Pada hari Rabu itu Ai baru pulang sekolah di SMPN 1 Sukaraja di Jl Babakan, Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, kurang lebih 3 Km dari rumahnya. Namun pada pukul 13.30 Wib Ai pamitan ke ibunya Ny. Tuti Nurhayati untuk kembali lagi ke sekolah guna mengikuti kegiatan Paskibra. Oleh ibunya ditanya mau diantar apa bagaimana.
Ai menjawab tidak usah diantar ada ongkos Rp 10 rb nanti pulangnya diantar teman. Lalu Ai naik angkot 13 jurusan Panggulaan – Ramayana, turun di Kebun Raya kemudian naik angkot lagi 05 jurusan Cimahpar – Ramayana, lalu turun di Parahyangan Cimahpar, Bogor Utara, informasinya sudah ada yang menunggu disana, ujar Rindi.
Kami keluarga khawatir adik kami Ai bungsu dari empat bersaudara ikut ajaran radikal ditambah No Hp WA 083819326730 dengan jelas profilnya bukan foto dia melainkan foto orang lain menggunakan cadar. Bahkan Hp Ai kalau dari pukul 1 dini hari cukup aktif banyak panggilan dan nada masuk sampai subuh. Lebi lebih Elis temannya suka cerita bahwa Ai punya ratusan grup facebook. Saya sering mengingatkan Ai agar hati hati bergaul di dunia maya.
Kecurigaan itu muncul ketika Elis menanyakan telpon dari mana dijawab telpon dari pondok, padahal Ai tidak belajar di pondok. Para teman ditetangga rumahnya mengatakan, Ai sangat tertutup hanya bergaul satu dua orang saja, Hp nya pun tidak boleh ada yang pegang apa lagi dibuka orang lain termasuk keluarganya, ujar Rindi.
Junaidi Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Sukaraja ketika dihubungi membenarkan kejadian yang menimpa muridnya bernama Ai, termasuk Staf Desa Sukaraja Abdulah, kita takut itu terkena doktrin sel sel ajaran radikal. Hingga berita ini diturunkan belum diketahui sejauh mana penyelidikan pihak berwajib. (Sam)