berantasonline.com (Sukabumi)
Memiliki keterbatasan fisik bukanlah menjadi sebuah hambatan, hal itulah yang dipercaya oleh Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Surade Kabupaten Sukabumi, Dini Handayani. Ia yakin, siswa berkebutuhan khusus pun bila diberi keterampilan, mereka bisa mandiri dan bekerja seperti masyarakat normal lainnya.
Selama dua tahun menjabat sebagai Kepala SLBN Surade, Dini Handayani tidak hanya memfokuskan peserta didiknya pada pembelajaran saja, tetapi juga melatih keterampilan siswanya pembelajaran Vokasional Food and Beverage.
Hal itu juga diibuktikan dengan dibuatnya inovasi, dengan membangun Cafe dengan sarana pembelajaran vokasional tataboga bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Supaya mereka siap menjadi lulusan yang mandiri, berkualitas dengan skill ketatabogaan, pelayanan dan manajemen keuangan.
Ada yang unik di Cafe tersebut, karena hampir semua pengelolaan mulai dari tataboga, waiter, kasir, cleaning service dan manajemen kafe dikelola oleh siswa berkebutuhan khusus, dengan mayoritas penyandang tunarungu-wicara yang sudah mengantongi Sertifikat Food and Beverage dari Grand Sunshine Resort & Convention Bandung.
Bahkan meski Surabi Cafe berada di lingkungan sekolah, namun Cafe tersebut bisa dikujungi masyarakat umum pada waktu tertentu yaitu Jum’at (16.00 WIB–23.00 WIB) dan Sabtu (10.00 WIB–23.00 WIB).
Dini menjelaskan, ini bentuk inovasi SLBN Surade, kebetulan tahun 2023 kami menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Disdikbud Provinsi Jabar, DAK tersebut kita manfaatkan untuk merenovasi kantin menjadi sebuah Cafe.
“Kenapa Cafe? karena SLBN Surade memiliki vokasional tataboga, Cafe ini tempat praktik nyata dalam implementasi pembelajaran vokasional food and beverage,” jelasnya, Jum’at (19/01/2024).
“Selain itu, ini juga menjadi tempat sosialisasi SLB kepada masyarakat umum. Bahwa SLB itu bisa dan mampu anak-anaknya seperti anak pada umumnya jika pembelajarannya berbasis kompetensi,” imbuhnya.
Dini mengungkapkan, nama Surabi Cafe ini merupakan singkatan dari Surade Become Internasional. Tentunya sebagai bagian dari implementasi Visi dan Misi SLBN Surade yakni Polos.
“SLBN Surade dapat menjuarai lomba siswa, guru, kepala sekolah maupun lembaganya (Prize), SLBN Surade harus melahirkan inovasi-inovasi yang original yang memiliki novelty/nilai yang tinggi dibidang pembelajaran (guru dan siswa) dan manajemen kepala sekolah (original). SLBN Surade berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), Pemerintah setempat, dan sekolah lainnya,” ungkapnya.
SLBN Surade mengambil berbagai kesempatan seperti kegiatan-kegiatan insidental dan mengangkat nama baik sekolah seperti warga sekolah (oportunities) dan SLBN Surade akan menjadi sekolah yang memiliki sarana prasarana terstandar internasional dan menjadi sekolah adiwiyata berbasis IOT, SDM yang unggul terutama guru, dan pembelajaran yang dapat meluluskan siswa disabilitas mandiri dan siap bersaing (Strengt).
Selain itu, dilaunchingnya Surabi Cafe itu menjawab tantangan dunia pendidikan masa kini untuk mewujudkan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Salah satunya melalui inovasi dengan menghadirkan sarana pembelajaran vokasional tataboga bagi peserta didik berkebutuhan khusus, agar siap menjadi lulusan yang mandiri, berkualitas dengan skill ketatabogaan, pelayanan, dan manajemen keuangan.
“Awal idenya sih, karena kebetulan saya itu mencintai tempat estetik dan suka berkunjung ke Cafe-cafe, sehingga ketika diberi bantuan DAK langsung terpikir kantin rubah konsep menjadi Cafe agar bisa nyaman di kantor dan kerja tetapi rasa bermain ke tempat nongki,” pungkasnya.
(Alex/Ris)