berantasonline.com (Sukabumi)
Polemik Ruang Kelas Baru (RKB) di SMP PGRI 2 Cisolok yang dibangun dilantai 2 terbengkalai tidak bisa digunakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pasalnya untuk menuju RKB tersebut tidak ada akses tangga. Atas polemik tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi angkat bicara.
Saat dikonfirmasi, Plt Kadisdik Kabupaten Sukabumi, Jujun Junaedi menjelaskan, bahwa pembangunan RKB tanpa tangga di lantai 2 gedung sekolah tersebut berdasarkan hasil kesepakatan antara Kepala Sekolah dengan pelaksana kegiatan atau pemborong.
“Berdasarkan informasi dari konsultan perencana serta penjelasan dari pelaksana kegiatan. Jadi ada kesepakatan antara Kepala Sekolah dengan pelaksana kegiatan atau pemborong untuk membangun RKB di lantai 2. Konsekuensinya ada pekerjaan tambahan yang mengakibatkan pembengkakan biaya,” jelasnya, Kamis (31/08/2023).
Jujun menuturkan, dalam hasil kesepakatan, ada kontribusi sekolah untuk RKB tersebut, dimana tangga akan menjadi tanggung jawab sekolah. Hal itu dikarenakan pihak sekolah tidak bisa menyediakan lahan untuk membangun RKB.
“Sehingga berdasarkan musyawarah, pembangunan kelas ditempatkan diatas bangunan dengan penguatan konstruksi. Kalau Kepala Sekolah tidak mengakui hal tersebut dan menyalahkan pihak lain tentu itu langkah tidak bijak,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala SMP PGRI 2 Cisolok, Madin menjelaskan, sudah setahun sekolahnya mendapat bantuan RKB yang dibangun di lantai 2. Namun ruangan tersebut tidak dapat dimanfaatkan karena tidak ada akses naik berupa tangga.
Lebih lanjut Madin mengungkapkan, berawal saat dirinya mengajukan rehab ke Dinas Pendidikan. Setelah disurvei ternyata sekolah mendapatkan dua lokal RKB. Karena tidak memiliki lahan yang luas, terpaksa satu lokal RKB dibangun di atas ruangan kelas lainnya.
“Karena itu udah deal akhirnya disimpan di atas. Otomatis kan kalau gak ada lahan harus bikin Dak diatasnya, karena itu memang kontruksinya bukan untuk 2 lantai tadinya. Iya dibangun tahun 2022, kebetulan itu bukan kami yang menyelenggarakan tapi CV,” ungkapnya.
Madin mengaku untuk pembangunan tangga tersebut awalnya akan dibangun oleh pihak sekolah, namun karena tidak memiliki anggaran, sehingga pembangunan urung terealisasikan hingga kini.
“Harapannya jelas mohon bantuannya saja dari siapa pun boleh, engga usah dari Dinas Pendidikan juga, siapapun boleh sebenarnya. Karena rencananya pembangunan tangga oleh sekolah, cuman sekolah darimana anggarannya gitu, masa harus dari Dana BOS, Dana BOS juga engga cukup. Itu juga engga boleh kalau dana BOS untuk gitu,” tandasnya.
(Alex/Ris)