Perpustakaan Umum Pemkab Lampung Barat Dapat Akreditasi B Dari Perpustakaan Nasional

3

Berantasonline.com (Lambar)–

Perpustakaan umum pemerintah kabupaten Lampung Barat mendapat akreditasi B. Status akreditasi B didapat setelah tim Asesor dari perpustakaan nasional republik Indonesia melakukan penilaian terhadap perpustakaan se-provinsi lampung yang belum terakreditasi.

Perpustakaan Kabupaten Lampung Barat mendapat Akreditasi B, berdasarkan penilaian langsung dengan efident yang lengkap sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Penilaian yang diketuai Dr.Upriyadi,SS,M.Hum dipusatkan di perpustakaan provinsi Lampung yang berada di jalan Zainal Abidin Pagar Alam Bandar Lampung. Status akreditasi B yang didapat perpustakaan umum Lampung Barat diberikan berdasarkan peraturan perpustakaan nasional nomor 3 tahun 2018 tentang instrumen akreditasi perpustakaan kabupaten/kota, jelas kepala dinas perpustakaan Lampung Barat Syafaruddin, Selasa (13/03/2023).

Lanjut Syafaruddin, akreditasi merupakan pondasi dalam semua kegiatan yang akan dikembangkan pada perpustakaan kabupaten Lampung Barat kedepan, dan diharapkan dapat menambah motivasi untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Lampung Barat, khususnya dalam membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas, unggul, berdaya saing dan berkarakter. Dan juga pusat literasi, peradaban, maupun pusat teknologi bagi Lampung Barat.

Dengan mendapat akreditasi B artinya tidak hanya mengoleksi buku dan tempat membaca saja tetapi juga persoalan-persoalan perekonomian, kemasyarakatan juga solusinya itu di perpustakaan, kita terus mengembangkan serta meningkatkan Perpustakaan Inklusi.

Di mana perpustakaan menjadi tempat untuk meningkatkan literasi berbasis teknologi, yang mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Perpustakaan tidak hanya sekadar tempat penyimpanan dan peminjaman buku, tapi menjadi wahana pembelajaran sepanjang hayat, serta pemberdayaan masyarakat.

“Kita akan melakukan penguatan kelembagaan perpustakaan dengan mengembangkan SDM dan kerjasama dengan semua stakeholder yang ada. Mengembangkan perpustakaan yang mandiri, dengan bangunan gedung yang representatif sehingga perpustakaan memiliki fungsi ekonomi, fungsi sosial, bahkan fungsi budaya, itulah yang dinamakan perpustakaan inklusi, tutupnya.

(Benk)