Gathering Alumni BEM UNILA Lahirkan Maklumat Pesisir Barat

201

Lampung, BERANTAS

Aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) masa bakti 2005-2006 bersama Rumah Zakat Indonesia menggelar temu kangen yang dikemas dalam kegiatan Family Gathering dan Bakti Sosial, pada hari Sabtu – Minggu (25-26 September 2021) lalu, di Pekon Gunung Kemala dan Ponpes Nidaul Islam Krui Pesisir Barat, melahirkan empat poin sikap yang disebut dengan Maklumat Pesisir Barat.

Pertama, pentingnya pengelolaan potensi dan kekayaan alam lokal secara baik dan mendayagunakan sumberdaya lokal secara optimal guna kesejahteraan masyarakat daerah.

“Kekhawatiran kami, melihat situasi nasional, telah terlampau banyak informasi, mengenai eksploitasi kekayaan daerah dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dari luar (negeri)”, ungkap Subhan Sidik, Jumat 30 September 2021, yang merupakan tuan rumah acara itu yang juga merupakan seorang tokoh pemuda kabupaten Pesisir Barat.

Dalam konteks lokal Lampung, Subhan menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu telah dilakukan MOU (Memorandum of Under Standing) antara perusahaan dari China dengan Pemprov Lampung,
tepatnya tahun 2019, mengenai pengelolaan sampah regional. “Bagaimana kelanjutannya, tentu publik ingin mendapatkan informasi dan tentu pula jangan sampai keinginan menuntaskan permasalahan namun menciptakan masalah baru. Serta harapan publik agar mengoptimalkan sumber daya lokal,” kata mantan Menteri Advokasi BEM Unila tersebut.

Kedua, pentingnya perlindungan keamanan ulama dan tokoh agama. “Ditengah situasi pandemi maupun sebelum itu, kita tahu beberapa kali terdapat penyerangan ustadz dan tokoh agama. Tentu saja perlu didorong dengan aturan perundangan baik di pusat maupun daerah yang memastikan perlindungan keamanan ulama dan tokoh agama dari berbagai agama yang dilindungi, terpenuhi, ” ungkap Subhan.

Selanjutnya kata Fajar Siddik, Ketiga, dalam konteks dinamika kampus Unila, pentingnya sikap dewasa dari seluruh pemangku kepentingan, bahwa lembaga kemahasiswaan adalah tempat bersemainya kreativitas dan ide nalar para pengelolanya dengan tetap menjamin kebebasan berserikat, berkumpul serta menyatakan pendapat. “Kami mengetahui terdapat dinamika internal di kelembagaan mahasiswa Unila, jangan sampai dinamika internal khususnya dalam konteks pemerintahan mahasiswa di tingkat tertinggi, membuka peluang campur tangan lebih dalam dari pihak-pihak diluar organisasi kemahasiswaan. Biarkan mahasiswa berkembang sesuai zamannya, termasuk berkolaborasi efektif dengan berbagai komponen, tanpa menghilangkan sikap independensinya, ” kata Fajar Sidik, yang juga mantan Menteri Hukum dan Perundangan BEM Unila 2005-2006.

Ke-empat, komitmen alumni BEM Unila terus berjejaring dan meluaskan jaringan, baik sesama alumni BEM Universitas Lampung dari berbagai angkatan serta di luar Unila, baik level lokal Lampung, maupun nasional – alumni BEM SI dan BEM Nusantara.

“Potensi-potensi alumni BEM Unila dari berbagai angkatan termasuk BEM-BEM kampus lain, patut diperhatikan. Sebab, dengan kiprah mereka yang kini telah tersebar ke berbagai lini kehidupan baik lokal, nasional bahkan internasional sangat penting untuk dipertautkan kembali guna memperbesar kontribusi bagi kampus, daerah dan tentu Indonesia, ” ungkap Sabiqul Iman, Menteri Luar Negeri pada zamannya yang kini menjadi pengajar di IIB Darmajaya, Bandar Lampung.

Hadir pada agenda bakti sosial dan family gathering alumni BEM Unila 2005-2006 diantaranya adalah Anton, Wakil Presiden BEM Unila; Sabiqul Iman, Menteri Luar Negeri; Ali Imron, Menteri Dalam Negeri; Fajar Sidik, Menteri Hukum dan Perundang-Undangan; Subhan Sidik, Menteri Advokasi, serta Alfian Saputra dan Totok Indro Ismoyo, dari Kementerian Sospol dan Kementerian Sekretaris Kabinet BEM Unila 2005-2006.

Menurut Anton, pimpinan rombongan, bahwa agenda utama pertemuan Alumni BEM Unila periode 2005-2006 adalah aksi bakti sosial di Kampung Gunung Kemala, Way Krui, Krui, Pesisir Barat dan Pondok Pesantren Nidaul Islam, Karya Penggawa, Pesisir Barat, Jumat (1/10).

“Namun karena melihat situasi yang ada, akhirnya kami bersepakat saat pertemuan ramah tamah, untuk mendorong lahirnya 4 Maklumat Pesisir Barat, sebagai tanggungjawab nilai-nilai aktivisme yang masih berkobar dalam darah daging kami, ” ujar Wakil Presiden BEM Unila 2005-2006, tersebut.

(irsyad)