Berantasonline.com (Bogor, Jawa Barat) – Banyaknya kawasan padat penduduk di Kota Bogor, membuat daerah penyangga Ibukota Jakarta ini rawan bencana. Kondisi tersebut rupanya menjadi perhatian khusus calon walikota Bogor No 2 dari jalur perseorangan, H. Edgar Suratman.
Edgar yang mendatangi Kampung Lebak Wangi RT 02/RW 11, Kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, Senin (26/2), kaget lantaran kawasan tersebut sangat padat penduduknya. Kata dia, pemerintah perlu menata pemukiman yang dianggap sudah membahayakan bagi warganya sendiri.
“Harus ada konsolidasi tanah, kira-kira membahayakan jangan dipaksakan untuk dibangun harus di relokasi, kita bisa manfaatkan lahan fasos fasum,” ujar Edgar kepada wartawan.
Pria yang juga menjabat sebagai Mustsyaar NU itu menyatakan, apabila lahan fasos fasum tidak ada, maka pemerintah harus membebaskan lahan agar terjadi penataan. Misalnya, keberadaan posyandu di kawasan pemukiman yang berada dipinggiran sungai, tentunya sangat berbahaya.
“Apakah harus dipaksakan ada posyandu, saya lebih setuju seperti yang dilakukan di Kebon Kopi. Ketika masih menjabat di Pemkot lahan yang dipinggiran sungai dibikin taman tapi dibangunkan posyandu lagi ditempat yang aman,” jelasnya.
Selain itu, kata Edgar untuk daerah pemukiman yang rawan terjadi bencana longsor tidak bisa dibangun begitu saja. Jadi memang harus ada penataan baik secara RDTR dan RTRW, izin perumahan juga harus bertanggung jawab untuk turut menata lingkungan sekitar.
“Kebijakan tersebut bukan untuk melarang investor menanamkan modalnya, tetapi harus mengedepankan sisi lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edgar berjanji akan meningkatkan fasilitas sarana dan prasaran olahraga. (Manan/dry)