berantasonline.com Bogor
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan kembali menghidup kan Program Keluarga Asuh yg dihimpun dalam Jaringan Keluarga Asuh Kota (Jaga Asa) melalui Dinas Kemeninfo. Rencananya program Jaringan akan dialihkan melalui fungsi sektor pendidikan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfostandi) Kota Bogor, Rahmat Hidayat menyatakan dan membenarkan program tersebut.
“bahwa Jaga Asa akan difungsikan membantu para pelajar yg tak memiliki ponsel. Sehingga, siswa dapat mengikuti proses pembelajaran daring selama Jarak Jauh (PJJ). Kan data base Jaga Asa dulu sudah mendata keluarga, nanti dialihkan. Tapi harus ada perubahan sistem dulu,” kata Rahmat kemarin.
Lebih lanjut Rahmat menerangkan bahwa Jaga Asa sebelum nya diperuntukkan membantu satu keluarga yang terdampak Covid-19. Oleh karena itu, data keluarga harus diganti dengan data siswa yang belum memiliki ponsel” ujarnya.
” Sebelum memberi kan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 500 ribu per bulannya. Skema bantuan tunai tersebut juga akan diubah dalam bentuk ponsel, mekanisme nya seperti apa, penyerahannya seperti apa? Apakah pakai gojek, tentunya harus diatur lagi,” ungkapnya.
Rahmat menegaskan, Jaga Asa telah berakhir setelah Pemkot Bogor mulai melonggarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Atas dasar itu, Pemkot Bogor ingin kembali memanfaatkan program tersebut untuk membantu pelajaran yang tak memiliki ponsel,” imbuh Rahmat.
Secara teknis lanjut dia, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk melakukan pendataan bagi siswa yang tak memiliki ponsel. Nantinya data itu, akan menjadi acuan dalam memberikan bantuan.
“Dengan dialihkannya Jaga Asa, maka harus diubah sistem nya, datanya, kriteria penerimanya, anak ini yg berhak seperti apa. Kalo orang tua nya masih mampu gimana?,” tegasnya.
Pemkot Bogor juga menyiapkan pemasangan WiFi gratis di 797 RW di Kota Bogor. Saat ini, menurut Rahmat, telah melakukan sosialisasi ke seluruh wilayah di Kota Bogor.
“Anggaranya sudah ada di Kelurahan masing-masing. Sekarang tahap sosialisasi, ini bertahap. Targetnya akhir bulan ini selesai,” paparnya.
Namun, di dalam SKB revisi, sekolah di zona kuning juga diizinkan dibuka. Ia menuturkan, Kota Bogor belum dapat membuka pembelajaran secara tatap muka.
( Ii Syafri )