berantasonline.com (Madura)
Karena kriatifitas dan ketekunan dalam berinovasi dan mengembangkan pembelajaran dari hasil pelatihan program literasi, guru kelas 1 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pabian 1 Kecamatan Kota Sumenep, sebut saja Ismiyatun, berhasil menjadikan siswa-siswinya bisa menulis dan bahkan menulis kalimat yang kemudian dirangkai menjadi cerita.
“Hasil pelatihan Inovasi Literasi yang kami peroleh awalnya siswa diajak untuk menyusun huruf-huruf besar yang dibuat seperti gambar hingga membentuk kata. Dan selanjutnya, kami coba kembangkan dari mengumpulkan kata-kata menjadi kalimat yang dirangkai menjadi cerita,” jelasnya.
Dikatakan Ismiyatun, suasana menarik dan menyenangkan perlu diciptakan terlebih dahulu untuk memulai pembelajaran. Sehingga, anak senang mengikuti pelajaran selanjutnya, bahkan setiap kali siswa mengerjakan tugas harus diberikan kata-kata motivasi untuk terus menghasilkan karya yang lebih baik. Dan apabila hasilnya memuaskan dan bagus harus diberi apresiasi dan penghargaan minimal ucapan selamat, serta menempatkan sendiri hasil karyanya.
“Salah satu contoh karya anak dengan bentuk cerita yang ditulis di kertas buffalo berbentuk bunga, isinya bercerita kegiatan keluarganya di pagi hari, pagi-pagi ayah membaca koran, ibu memasak di dapur, kakak belajar, saya menjaga adik dan adik sedang bermain boneka,” jelas Ismiyatun, sambil membaca karya peserta didiknya di pohon literasi.
Cerita yang ditulis siswanya tersebut, diakui Ismiyatun, merupakan kegiatan kesehariannya yang dimasukkan diary sesuai tema seperti kegiatan pagi, siang, sore dan malam. Sedangkan kegiatan belajar sambil bermain yang lain, yakni menulis nama-nama buah, binatang dan lainnya ditempatkan pada huruf besar yang disediakan, agar anak lebih mudah mengingatnya.
Kepala SDN Pabian 1, Lilik Rosida Irmawati, sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan guru dalam berinovasi dan mengembangkannya agar anak didik senang dan mudah dalam menerima pelajaran di kelas.
“Guru itu tidak hanya melaksanakan apa yang sudah mereka terima baik dari buku maupun hasil pelatihan Inovasi literasi, namun bisa mengembangkan sendiri, sehingga anak lebih cepat menguasai pelajaran dengan suasana menyenangkan,” jelasnya.
(MAM)