Menyalahi Spek dan Kurang Pengawasan, Diduga Penyebab Jebolnya Bendungan Way Mendati

458

berantasonline.com (Krui Lampung)

Jebolnya bendungan Way Mendati Pekon Mon Kecamatan Ngambur Kab Pesisir Barat Lampung, diduga akibat tak sesuai spesifikasi proyek dan kurangnya pengawasan Dinas terkait (Dinas PUPR..red).

Hal tersebut ditegaskan Anggota DPRD Kab Pesisir Barat Ripzon Effendi, S.Sos mengomentari jebolnya bendungan Way Mendati Rabu lalu (18/9).

Lebih lanjut Ripzon yang akrab dipanggil Bang Aje dari Fraksi PDIP DPRD Pesisir Barat itu mengatakan, selain speknya tidak sesuai juga tidak konsistennya pihak pemborong dalam mengerjakan amanah yang dipercayakan.

“Mereka hanya memikirkan keuntungan saja tanpa memperhatikan kualitas pekerjaan”, ucap Bang Aje,
Selasa (24/9).

Aje menegaskan, dengan jebolnya tanggul Bendungan Way Mendati bernilai Rp 660.542.744.22 dari APBD Kab Pesisir Barat itu, pihak rekanan CV. Arasy Jaya Konstruksi dan Dinas PUPR Pesisir Barat harus bertanggungjawab.

“Pihak berwajib juga perlu mengusut tindakan sembrono pihak pemborong dan Dinas terkait”, imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, bendungan Way Mendati, Rabu (18/9) lalu jebol saat hujan turun yang tidak begitu deras. Luapan air tidak bisa ditahan oleh tanggul yang dibangun dengan konstruksi yang asal asalan.

“Pemda Kabupaten Pesisir Barat harus menindas siapapun yang terlibat kongkalikong pembangunan bendungan yang menggasak uang rakyat. Ini diduga kebanyakan terjadi korupsi oleh pihak pihak tertentu”, ujar salah seorang tokoh masyarakat Krui kepada berantasonline.com.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengairan Dinas PUPR Pesisir Barat, Ade Kurniawan, saat dikonfirmasi Senin (23/9) berdalih, robohnya bendungan tersebut merupakan fenomena alam, “Kita gak bisa apa-apa, itu fenomena alam”, kilahnya.

Menurut Ade, Bendungan Way Mendati tersebut masih dalam tahap pengerjaan sejak teken kontrak 19 Juni 2019 lalu. Hingga bangunan roboh, progres pengerjaannya baru sekitar 40 persen.

(Benk/red.1)