berantasonline.com MADURA –
Masyarakat pesisir di Kabupaten Pamekasan rata-rata petani garam, tetapi saat ini para petani mengalami nasib yang kurang mujur.
Pasalnya, disaat panen tiba, pemerintah diduga melakukan impor garam, sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap stabilitas harga garam lokal dengan kata lain sudah merugikan para petani garam di Kabupaten Pamekasan.
Menurut salah satu petani garam dengan inisial F menyatakan jika garam saat ini sangat anjlok. Dapat di bayangkan dari harga Rp. 1.200 turun menjadi Rp. 900, dari Rp. 900 menjadi Rp. 600, dan kini harga garam menjadi Rp. 400 per kilo.
“Bahkan harga garam di pamekasan terus anjlok, dari harga 1.200 rupiah per kilo gram turun menjadi Rp. 400”, ungkapnya. (2/7/2019).
Sebagai rakyat kecil, yang penghasilannya bergantung pada garam, ia hanya bisa pasrah dan berharap agar pemerintah daerah berpartisipasi, sebagai upaya untuk menstabilkan kembali harga garam.
“Kami sebagai petani garam hanya bisa berharap terhadap pemerintah untuk tidak impor garam, karena stok garam kami masih banyak,” tambahnya.
Ditempat terpisah, Yoyok selaku sekretaris Komisi Garam Pamekasan, sudah adakan kordinasi dengan pihak terkait. Bahkan kami sudah pertemukan para tokoh petani garam dengan Bupati Pamekasan, untuk mencari solusi agar tidak ada pihak yang dirugikan.
“Anjloknya harga garam lokal ini kami sudah kordinasi dengan instansi terkait, bahkan tokoh petani garam sudah dipertemukan dengan Bupati Pamekasan, upaya antisipasi menurunnya harga garam lokal”, jelasnya.
(Hry)