berantasonline.com (SULUT) –
Tabukan Utara adalah salah satu wilayah yang berada di teritorial wilayah laut perbatasan. Selama ini Tabukan Utara jarang disebut sebagai wilayah yang banyak menyimpan situs sejarah. Padahal di wilayah Tabukan Utara terdapat beberapa kerajaan. Sebut saja kerajaan Rimpulaeng dan kerajaan Lumauge contohnya.
Selama ini dua kerajaan tersebut hanya muncul dari sisi tulisan tentang asal muasal dan sejarah kemunculannya. Itupun tulisannya belum mendekati bayangan tentang kisah yang sebenarnya. Atau dengan kata lain, prolognya masih dalam tahap meraba-raba. Sehingga untuk memastikam kebenaran bukti fisiknya masih diragukan.
Beberapa waktu ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sangihe, menguak kebenaran sejarah yg ada dengan cara menelusuri dan mencari bukti-bukti fisik yg ada. Diantaranya yg sempat ditemukan adalah Rantai kapal Spanyol di peta, meriam Portugis di bukit hantosa, Batu Rimpulaeng di kaki bukit Hantosa dan Mimbar Tua di Kaki bukit Hantosa.
Tokoh masyarakat setempat, Husein Andisi dalam perbincangan dengan Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sangihe, Lukman Makapuas. S.Pd belum lama ini mengatakan, Dinas Pariwisata khususnya Bidang Budaya akan terus berusaha menelusuri Situs-situs sejarah yg nyaris terlupakan.
“Bahkan ternyata banyak lokasi-lokasi sejarah yg mengalami kerusakan akibat ulah tangan manusia”, kata Andisi.
Andisi menuturkan, bahwa jika memang harus menelusuri jejak Situs sejarah, mari kita hadir sebagai sejarawan dan budayawan yg benar-benar mengangkat nilai sejarah dan nilai budaya.
“Ada satu wilayah yg berisi situs sejarah di Kampung saya, yakni Kerajaan Lumauge. Kerajaan Islam pertama di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Beberapa bulan kemarin ada Arkeolog yg datang meneliti batu-batu dan beton kuburan yg ada disana, dan ternyata hasilnya membuktikan bahwa Kerajaan Lumauge sudah ada di era Pra Sejarah”, kata Husein Andisi.
“Kalau punya keinginan meneliti Beton hitam benteng Lumauge, maka dengan senang hati saya akan temani”, tutup Putra Moronge ini.
Salam Budaya. SEIMBANGKAN AKAL DAN DAYA DALAM MENGANGKAT UPAYA.
(Handry Gandaria)